BOGOR, PARLEMENRAKYAT.id — Suasana khidmat menyelimuti Ruang Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Bogor, Selasa (3/6), saat Bupati Bogor Rudy Susmanto memimpin Rapat Paripurna Istimewa memperingati Hari Jadi Bogor ke-543. Didampingi Wakil Bupati Ade Ruhandi dan Ketua DPRD, Rudy menyampaikan pesan mendalam yang menggugah semangat kebangsaan.
“Hari Jadi Bogor bukan sekadar perayaan seremonial. Ini momen sakral untuk meneguhkan jati diri, menyatukan tekad, dan memperkuat komitmen membangun daerah yang kita cintai ini,” tegasnya penuh semangat.
Tema Filosofis, Pesan Nasionalisme
Peringatan kali ini mengusung tema “Sacangreud Pageuh, Sagolék Pangkék” — ungkapan penuh makna dari khasanah budaya Sunda yang mencerminkan keteguhan dan komitmen menjaga hasil perjuangan. Bupati Rudy menafsirkan tema ini sebagai wujud nasionalisme dalam skala lokal.
“Jika kita sudah menggenggam amanah, jangan lepaskan. Jika sudah meraih hasil, harus dijaga bersama. Inilah nilai-nilai luhur yang harus kita hidupkan,” ujarnya lantang.
Bogor Dibangun Ribuan Hati, Bukan Satu Tangan
Dalam pidatonya, Rudy menyerukan pentingnya sinergi lintas elemen—pemerintah, TNI-Polri, akademisi, dunia usaha, media, hingga komunitas masyarakat—untuk menjaga arah pembangunan Kabupaten Bogor tetap di jalur keberagaman dan kemajuan.
“Bogor tidak dibangun oleh satu tangan. Ia tumbuh dari ribuan hati yang mencintainya. Setiap keberhasilan bukan milik individu, tapi milik bangsa,” ucapnya.
Minta Maaf dan Ajak Jaga Estafet Pembangunan
Menunjukkan kerendahan hati, Rudy juga menyampaikan permohonan maaf atas kekurangan selama masa kepemimpinannya. Ia menegaskan bahwa pembangunan adalah proses berkelanjutan yang harus diteruskan dengan semangat yang sama oleh generasi mendatang.
“Kami hanya melanjutkan perjuangan para pendahulu. Apa yang kita nikmati hari ini adalah buah dari pengabdian panjang banyak tokoh dan rakyat Bogor. Tugas kita adalah menjaga dan memperkuatnya,” imbuhnya.
Bogor, Simbol Kebangkitan Bangsa
Rudy menutup pidato dengan ajakan untuk membangun Bogor tak hanya dengan program, tapi juga dengan nilai, visi, dan cinta tanah air. Dalam semangat “Kuta Udaya Wangsa”, ia ingin menjadikan Bogor sebagai episentrum kebangkitan budaya, karakter, dan persatuan bangsa.
“Bogor harus dibangun oleh mereka yang mencintainya dengan segenap jiwa. Ini bukan sekadar tugas, tapi kehormatan,” tutup Rudy dengan penuh keyakinan.
(LIMBONG)