JAKARTA, PARLEMENRAKYAT.id – 4 Mei 2025 — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi hujan lebat yang disertai kilat dan angin kencang pada Minggu (4/5) dan Senin (5/5) di sejumlah wilayah Indonesia.
Meski sebagian wilayah sudah mulai memasuki musim kemarau — seperti Jawa, Sumatra, Bali, Nusa Tenggara, dan Papua bagian selatan — cuaca masih menunjukkan dinamika atmosfer yang aktif. Saat ini, sekitar 21 persen zona musim telah bergeser ke musim kemarau, menandakan berkurangnya potensi hujan secara umum.
Namun, suhu udara yang tinggi dengan kelembapan relatif tinggi dan kecepatan angin rendah membuat cuaca terasa panas dan gerah. Banyak masyarakat mulai mengeluhkan kondisi ini.
BMKG menjelaskan bahwa Indonesia masih berada dalam fase peralihan musim. Massa udara dari Belahan Bumi Utara dan Selatan bertemu di wilayah Indonesia, membentuk sejumlah sistem tekanan rendah yang menjadi pemicu terbentuknya awan hujan.
Beberapa faktor yang mendukung cuaca ekstrem ini antara lain:
Bibit Siklon Tropis 99W di Laut Filipina, utara Papua Barat Daya, dengan kecepatan angin maksimum 15 knots dan tekanan pusat 1008 hPa.
Sirkulasi siklonik di Laut China Selatan dan perairan selatan Jawa–Bali.
Aktivitas gelombang atmosfer seperti Gelombang Kelvin, Rossby Ekuator, dan Low Frequency yang masih aktif di sekitar wilayah Indonesia.
Kondisi ini diperkuat dengan kelembapan udara yang tinggi dan labilitas atmosfer sedang hingga kuat, yang memicu pertumbuhan awan konvektif penyebab hujan.
BMKG memperkirakan cuaca pada dua hari ke depan akan didominasi cerah berawan hingga hujan ringan, namun sejumlah wilayah berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat yang disertai kilat dan angin kencang.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama bagi yang beraktivitas di luar ruangan atau di wilayah rawan bencana hidrometeorologi.
(Red)