CIBINONG, PARLEMENRAKYAT.id – Kabupaten Bogor kini tengah membuka lembaran baru dalam pengembangan pertanian modern dan pemberdayaan generasi muda. Hal itu ditandai dengan digelarnya District Multi-Stakeholders Forum (DMSF) Program YESS 2025, Kamis (3/7), di Amphitheater Bappedalitbang, Cibinong.
Acara dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Ajat Rochmat Jatnika, yang hadir mewakili Bupati Bogor. Dalam sambutannya, Ajat menegaskan bahwa Program YESS (Youth Entrepreneurship and Employment Support Services) bukan sekadar program biasa, tetapi peluang besar yang harus dimanfaatkan secara maksimal oleh generasi muda Kabupaten Bogor.
“Ini bukan hal biasa, ini luar biasa. Ada peluang besar yang harus kita tangkap bersama,” tegas Ajat, disambut tepuk tangan peserta forum.
YESS, Gerbang Menuju Kebangkitan Petani Muda
Program YESS merupakan inisiatif Kementerian Pertanian melalui BPPSDMP, bekerja sama dengan IFAD (International Fund for Agricultural Development). Tujuannya jelas: mencetak generasi muda yang mampu menjadi pengusaha dan tenaga kerja unggul di sektor pertanian.
Melalui forum ini, berbagai pemangku kepentingan — dari pemerintah daerah, dunia pendidikan, lembaga pelatihan, pelaku usaha, komunitas pemuda hingga NGO — disatukan dalam satu meja untuk menyusun strategi bersama demi masa depan pertanian yang lebih inklusif dan progresif.
Bogor Punya Potensi, Anak Muda Punya Peran
Ajat mengungkapkan, Kabupaten Bogor memiliki bonus demografi luar biasa: sekitar 70% penduduknya adalah generasi milenial dan gen Z. Namun, Aparatur Sipil Negara (ASN) justru masih didominasi oleh generasi X.
“Kalau kita tidak bertindak sekarang, kita hanya akan jadi follower. Padahal kita punya potensi jadi trendsetter pertanian nasional,” ujar Ajat tegas.
Ia mengajak semua pihak untuk berpikir visioner dan strategis, serta berani mendorong generasi muda agar tampil sebagai pemain utama dalam sektor agribisnis.
Hidroponik di Sekolah, Dapur Bergizi Gratis, dan Masa Depan Pangan Lokal
Salah satu ide cemerlang yang disampaikan Ajat adalah pengembangan pertanian urban seperti hidroponik di sekolah-sekolah. Tak hanya sebagai sarana belajar, hasilnya juga bisa disalurkan ke program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Dari sekolah untuk sekolah. Ini jadi rantai pasok pangan lokal yang terintegrasi dan mendidik,” jelasnya.
Ajat bahkan menyarankan agar aset-aset daerah yang tak terpakai, seperti bekas ruko dan gedung pendidikan, bisa dimanfaatkan sebagai lahan produktif pertanian kota.
Pertanian Bukan Pilihan Terakhir, Tapi Masa Depan Ekonomi Daerah
Mengakhiri sambutannya, Ajat mengingatkan bahwa sektor pertanian adalah tulang punggung ekonomi daerah, apalagi di tengah tantangan global dan krisis pangan.
“Jangan abaikan sektor pertanian. Ini kekuatan yang bisa menyelamatkan ekonomi daerah. Mari kita bangun Indonesia dari Kabupaten Bogor,” pungkasnya.
DMSF 2025: Langkah Nyata Menuju Ekosistem Agribisnis Muda
Dengan digelarnya DMSF 2025, Kabupaten Bogor menegaskan komitmennya untuk terus mendorong inovasi, kolaborasi, dan kebijakan nyata bagi pertanian modern yang ramah pemuda.
Generasi muda kini tak lagi hanya jadi penonton, tapi aktor utama dalam membangun ketahanan pangan dan ekonomi hijau berbasis lokal.
[Limbong]