Dukung Ketahanan Pangan, Lapas Rangkasbitung Sulap Lahan Jadi Ladang Harapan

RANGKASBITUNG, PARLEMENRAKYAT.id –
Komitmen Lapas Kelas III Rangkasbitung untuk mencetak warga binaan yang mandiri dan produktif semakin nyata. Salah satu langkah progresif yang diambil adalah menggandeng Dinas Pertanian Kabupaten Lebak dalam mengembangkan program ketahanan pangan melalui pemanfaatan lahan produktif di Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE).

Sinergi dua lembaga ini terlihat dalam kunjungan langsung tim Dinas Pertanian ke lokasi lahan seluas 2,5 hektare yang berlokasi di area SAE Lapas Rangkasbitung, Kamis (3/7). Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari rapat perencanaan program pelatihan pertanian bagi warga binaan sebagai bagian dari pembinaan kemandirian yang terintegrasi.

Kepala Lapas Rangkasbitung, Rd Achmad Zaki, didampingi Kasubsi Pembinaan, Eka Yogaswara, memimpin peninjauan bersama tim teknis dari Dinas Pertanian. Zaki menegaskan bahwa pembinaan keterampilan pertanian sangat relevan dengan kondisi dan kebutuhan saat ini.

“Kami memiliki lahan yang luas dan potensial. Jika dimanfaatkan dengan optimal, bukan hanya mendukung program ketahanan pangan nasional, tetapi juga membekali warga binaan dengan keterampilan nyata yang berguna ketika kembali ke masyarakat,” ungkap Zaki.

Langkah ini juga selaras dengan program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan serta 21 Arahan Dirjen Pemasyarakatan, sebagai upaya mendukung Asta Cita Presiden RI dalam bidang ketahanan pangan.

Sementara itu, Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Riki Adriana, menyatakan dukungan penuh pihaknya terhadap program yang digagas Lapas Rangkasbitung. Ia mengapresiasi inisiatif yang menurutnya bukan hanya menyentuh aspek ketahanan pangan, tetapi juga aspek sosial dan kemanusiaan.

“Kami siap mendampingi dari awal hingga pelaksanaan. Ini bukan hanya proyek pertanian, tapi juga langkah nyata membangun masa depan warga binaan. Keterampilan pertanian akan menjadi bekal hidup yang sangat penting bagi mereka setelah bebas nanti,” kata Riki.

Program ini diharapkan dapat menjadi model kolaboratif antara lembaga pemasyarakatan dan instansi daerah dalam membangun ketahanan pangan sekaligus menciptakan manusia produktif dan mandiri.

[Kamaludin]

Pos terkait