Lebak .PARLEMENRAKYAT.ID
Tradisi leluhur Kasepuhan Guradog terus dipelihara dan dijaga dengan baik, seperti saat ini, kasepuhan Guradog menggelar adat Ngunjal Pare di sawah Tangtu( Ngarengkong) yang merupakan tali paranti (tali pengikat) bagi masyarakat adat Guradog.
Tradisi Ngunjal Pare di sawah Tangtu adalah rangkaian adat Kasepuhan Guradog setelah panen raya di mana padi yang dipanen disimpan di lantaian atau dikeringkan selama 20 hari, terang Kepala Desa Guradog H Sukarma (H Amok) kepada Minggu (12/6/2022).
Kemudian setelah 20 hari dikeringkan dilantaian, padi pun diangkut untuk disimpan di lumbung padi (leuit) dengan diadakan kembali ritual adat tersendiri yang dinamakan adat Ngunjal (ngangkut) yang dilakukan oleh masyarakat adat, katanya.
Adat Ngunjal terus dipelihara sebagai tradisi leluhur yang turun temurun tali paranti (tali pengikat) yang tujuannya untuk meningkatkan, persatuan, kesatuan,kekompakan, kebersamaan dan keguyuban masyarakat adat Guradog sehingga kedepannya lebih sejahtera, tutupnya.
Menambahkan Ketua APDESI Lebak Usep Pahlaludin,ia mengapresiasi acara tradisi adat Ngunjal ini sebagai tradisi leluhur yang harus dilestarikan turun temurun dan tetap dipelihara.
“Sehingga dengan adanya tradisi adat Ngunjal ini dapat meningkatkan persatuan ,kesatuan dan kecintaan kepada negara Republik Indonesia, pungkasnya.
Hadir dalam acara adat Ngunjal Ketua adat Kasepuhan Guradog H Supriadi, Kepala Desa Guradog (H Amok),Wakil Bupati Lebak H Ade Sumardi,Camat Curugbitung Endang Subrata, Kapolsek, Danramil dan Ketua APDESI Lebak Usep Pahlaludin, Perwakilan DPMD Lebak, Perwakilan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan serta para Kasepuhan Guradog dan masyarakat adat tutupnya
Kml/ Abdul