18 Tahun Pesawaran: Dari Perjuangan Pemekaran hingga Melangkah Penuh Harapan

PESAWARAN, PARLEMENRAKYAT.id — Sebuah catatan perjalanan panjang terbingkai dalam Rapat Paripurna Istimewa yang digelar Pemerintah Kabupaten Pesawaran di Gedung Serba Guna (GSG), Kamis (17/7). Dalam suasana khidmat dan penuh kebanggaan, hari jadi ke-18 ini menjadi ajang refleksi atas perjuangan, capaian, dan harapan baru bagi Bumi Andan Jejama.

Rapat Paripurna yang menjadi agenda puncak peringatan HUT Kabupaten Pesawaran ini dihadiri jajaran legislatif dan eksekutif, tokoh-tokoh pemekaran dari P3KP, Forkopimda, perwakilan Gubernur Lampung, pimpinan BUMN/BUMD, organisasi wanita, tokoh masyarakat, agama, adat, pemuda, dan insan pers.

Rangkaian acara dibuka dengan tarian tradisional Sigekh Penguten, dilanjutkan pembacaan sejarah pendirian kabupaten, pemotongan tumpeng sebagai simbol syukur, penampilan tari kreasi, hingga penyerahan bingkisan penghormatan kepada para tokoh pemekaran — sebagai bentuk pengakuan atas jasa besar mereka.

Bupati Dendi: 18 Tahun Bukan Sekadar Angka, Tapi Amanah Perjuangan

Dalam pidato menyentuhnya, Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona menegaskan bahwa hari jadi bukan seremoni belaka, melainkan momen untuk menyatukan semangat, mengingat perjuangan pendahulu, dan memperkuat tekad membangun masa depan.

“Kabupaten ini lahir dari perjuangan yang tak mudah. Tugas kita hari ini bukan hanya mengenang, tetapi melanjutkan dengan kerja keras, karya nyata, dan keberpihakan pada rakyat,” ujarnya.

Bupati juga menyampaikan penghargaan kepada para pendiri dan pejabat awal Pesawaran yang meletakkan dasar pembangunan dengan pengorbanan dan visi besar.

Pemprov Lampung: Pesawaran Kini Berjalan Tegak dengan Percaya Diri

Mewakili Gubernur Lampung, Staf Ahli Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Zainal Abidin, turut memberikan apresiasi atas capaian Pesawaran selama 18 tahun terakhir.

“Dari sebuah kabupaten baru yang masih belajar berjalan, kini Pesawaran tumbuh menjadi daerah yang tegak dan percaya diri. Ini berkat doa, perjuangan, dan semangat gotong royong warganya,” ucapnya.

Ia menekankan bahwa segala keterbatasan yang dihadapi justru menempa daya tahan dan kreativitas daerah, mulai dari peningkatan pelayanan publik, perluasan akses pendidikan, hingga tumbuhnya ekonomi rakyat.

“Gotong royong adalah kekuatan khas Pesawaran yang tidak boleh pudar. Modal sosial inilah yang jadi fondasi menuju Indonesia Emas 2045,” tambahnya.

18 Tahun, Titik Refleksi Menuju Lompatan Baru

Hari Jadi ke-18 menjadi pengingat bahwa perjalanan belum berakhir. Banyak harapan rakyat yang harus ditunaikan. Visi besar daerah dan nasional tak akan tercapai tanpa persatuan seluruh elemen masyarakat.

“Kita masih melangkah. Tapi dengan semangat kolaborasi, Pesawaran akan terus tumbuh, bukan hanya sebagai daerah otonom, tapi rumah besar yang membawa harapan rakyat,” tutup Bupati Dendi.

[Ariyandi]

Pos terkait