BOGOR, PARLEMENRAKYAT.id — Suasana penuh khidmat dan budaya lokal terasa kental di Kampung Calobak, RT 08/RW 08, Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Minggu (13/07). Warga setempat menggelar Seren Tahun Mapag Tahun dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1447 Hijriah. Kegiatan ini dikemas dengan balutan kearifan lokal, mulai dari sedekah bumi, tawasul, hingga pagelaran seni wayang golek sebagai puncak acara.
Pagelaran ini turut dimeriahkan oleh maestro seni pedalangan Ki Dalang Jaya Gumelar, yang menghadirkan lakon-lakon penuh nilai moral dan spiritual khas budaya Sunda. Tak hanya menjadi hiburan, pagelaran ini juga menjadi bagian dari ruatan Gunung Salak, sebagai wujud doa dan harapan bagi keselamatan alam dan masyarakat sekitar.
Saat ditemui oleh awak media Parlemen Rakyat, Kepala Desa Tamansari Sunandar, S.Pdi, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar tradisi, melainkan bentuk nyata rasa syukur masyarakat terhadap hasil bumi dan berkah dari Allah SWT.
“Wengi ieu teh rumasa istimewa. Aya acara seren tahun, nyambut Tahun Baru Islam, ditambah pagelaran seni rakyat wayang golek. Ieu téh tasyakur kana hasil bumi ti Gusti Allah,” tutur Sunandar dalam bahasa Sunda yang hangat.
Kegiatan ini juga didorong oleh para tokoh masyarakat dan sesepuh kampung. Salah satunya adalah Abah Sa’in, yang menggagas sedekah bumi sebagai bagian dari penghormatan terhadap alam. Tradisi ini diyakini mampu menjaga keseimbangan antara manusia dan lingkungannya, khususnya di wilayah Gunung Salak yang mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai petani.
Sementara itu, Junaedi, Ketua RW 08, menjelaskan bahwa acara ini merupakan rangkaian dari peringatan Tahun Baru Islam 17 Muharram 1447 H, yang diawali dengan ritual sedekah bumi, dilanjutkan tawasul, dan ditutup dengan pagelaran seni tradisi.
“Ini bentuk rasa syukur dan penghormatan pada adat budaya Sunda. Harapan kami, generasi muda bisa meneruskan semangat ini, agar tradisi leluhur tak punah oleh zaman,” ujarnya.
Acara ini dihadiri oleh berbagai unsur masyarakat, mulai dari tokoh adat, perangkat pemerintahan desa, hingga sesepuh wilayah Kabupaten Bogor. Semangat kebersamaan, pelestarian budaya, dan spiritualitas masyarakat lokal menjadi nafas utama dalam gelaran ini.
Melalui pagelaran wayang golek dan berbagai prosesi tradisi lainnya, warga Kampung Calobak tak hanya menjaga warisan leluhur, tetapi juga menegaskan bahwa budaya dan keimanan bisa berjalan seiring, saling menguatkan demi kehidupan yang lebih bermakna dan lestari.
[Robi]