PAPUA, PARLEMENRAKYAT.id – Di tengah sejuknya udara pegunungan Lanny Jaya, semangat kebersamaan kembali terpancar dari wajah prajurit TNI dan warga Desa Numbukawi, Distrik Malagai. Mereka bergandengan tangan, memikul kayu, menata ilalang, dan menegakkan dinding bulat khas rumah adat Papua—Honai.
Inilah wujud nyata cinta dan pengabdian Satgas Pamtas RI–PNG Yonif 511/DY “Badak Hitam” terhadap masyarakat di perbatasan. Melalui aksi gotong royong membangun rumah adat Honai, para prajurit tidak hanya membantu secara fisik, tetapi juga menanamkan nilai kekeluargaan dan kebanggaan budaya lokal.
Komandan Pos Malagai, Kapten Inf Sena Nurjabbar, S.Tr(Han), mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kedekatan antara personel Satgas dan warga setempat.
“Pembangunan rumah adat ini disambut sangat antusias oleh masyarakat. Kami ingin terus mempererat hubungan yang sudah terjalin baik antara Satgas Yonif 511/DY dengan warga Distrik Malagai. Ini bagian dari pembinaan teritorial untuk menciptakan keakraban dan kepercayaan,” ujarnya.
Warga pun merespons dengan sukacita. Andreanus (55), salah satu tokoh masyarakat, mengaku terharu atas kepedulian prajurit TNI.
“Kami sangat berterima kasih kepada Danpos dan seluruh anggota Satgas. Rumah adat ini sudah lama kami rindukan. Kalau hanya kami warga yang bangun, mungkin butuh waktu lama karena tenaga terbatas. Ini anugerah besar bagi kampung kami,” tutur Andreanus dengan senyum lebar.
Bagi Satgas Yonif 511/DY, gotong royong ini bukan sekadar membantu membangun rumah adat, melainkan membangun jembatan hati antara TNI dan masyarakat Papua. Di balik tumpukan kayu dan jerami honai, tersimpan pesan kuat tentang kebersamaan, cinta, dan semangat menjaga warisan budaya nusantara.
Dengan langkah sederhana dan tulus, Satgas Yonif 511/DY terus membuktikan bahwa pengabdian TNI bukan hanya di medan tugas, tapi juga di hati rakyatnya.
[L1M]
 
									 
											




