Bogor,PARLEMENRAKYAT.id-Kurikulum bertujuan sebagai alat pendidikan yang menghasilkan para siswa berintegritas serta memahami sistem pendidikan yang diterapkan,selanjutnya siswa mengambil keputusan pendidikan kejenjang selanjut nya karena para siswa sudah dapat meng ukur kemampuan/kompentensi yang di miliki, kemudian para pendidik dapat mengevaluasi setiap pengembangan dan penyerapan pembelajaran yang diberikan
Kepada anak didik sehingga sasarannya tercapai.
Dimana saat ini kurikulum tiga belas yang dilaksanakan disetiap satuan pendidikan, menjadi Kurikulum Merdeka yang mana menekankan penguatan profil pelajar pancasila untuk menyelaraskan metode pembelajaran yang lebih efektif dan kreatif bagi anak didik sehingga dapat memberi ruang bagi anak didik dalam memutuskan kejenjang selanjutnya serta mempersiap kan diri untuk menghadapi kemajuan jaman juga ditengah masyarakat secara karakter sesuai tujuan Pendidikan secara Nasional.
Sasaran kurikulum merdeka dengan projek profil pancasila dimana ada 6 dimensi yang harus dipahami oleh para siswa yakni :Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa serta berakhlak mulia, Berkebhinekaan global, Bergotong royong, Bernaral kritis,Kreatif dan Mandiri.
Selaku Waka Kurikulum,Asep Kurniawan S.Pd.Pd,mewakil Kepala SMAN 1 Citeureup Kabupaten Bogor saat dikunjungi media Parlemenrakyat.id, diruang kerjanya pada Selasa (21/9/2022) menyampaikan.
“Sasaran Kurikulum SMAN 1 Citeureup di tahun ajaran baru adalah PenguatanProjek profil Pelajar Pancasila,yang mana saat ini masuk ditahun ke dua,dimana sudah melaksanakan kurikulum Merdeka dan sesuai ajuran pemerintah melalui Dinas Pendidikan sekolah kami melaksanakan kurikulum Merdeka”tutur Asep mengawali.
“Kurikulum Merdeka yang berkaitan dalam projek profil pelajar pancasila,kami berikan penguatan dalam projek tersebut yang bertema Bullying,Lingkungan hidup(Global warning) dalam gaya hidup berkelanjutan dan kewirausahaan,projeknya memberikan ruang bagi anak didik untuk berkreasi dan kreatifitas diri, yang projeknya anak didik mampu memahami,menganalisis serta membuat sebuah kesimpulan menjadi keputusan, dimana menjadi sebuah buku Antalogi tentang Bullying yang dibimbing oleh para pendidik untuk memahami baik secara hukum maupun sisi agama tentang bullying (penindasan/kekerasan)
“Kemudian bagaimana mengolah sampah organik dan non organik serta dari daun yang berserakan dikumpulkan diolah jadi kompos (pupuk) karena kita memiliki alat juga sarana untuk pengolahan, kemudian membuat kerajinan tangan(kreatifitas) anak didik yang dapat bermanfaat serta menjadi karya yang memiliki nilai jual, selanjutnya dalam kewirausahaan kami mengajak anak didik untuk memahami bidang wirausaha dengan mengunjungi salah satu industri kecil menengah yang ada diwilayah Citeureup dengan bertujuan anak didik dapat melihat proses pekerjaan (pembuatan)hingga dipasarkan dan anak didik diberikan kesempatan belajar serta peluang usaha dalam memasarkan produk tanpa memiliki tempat usaha dan mampu mendatangkan penghasilan dimana ini menjadi projek sasaran kurikulum yang menciptakan kemandirian nantinya”papar Asep menjelaskan.
“Sesuai program yang kami lakukan agar anak didik kami mampu mengembangkan dan menerapkan disetiap mata pelajaran sehingga terbentuk kreatifitas diri, sikap dalam toleransi,jiwa kepemimpinan dalam berorganisasi,peduli lingkungan,serta yang berkaitan di 6 dimensi dalam penguatan projek profil pelajar pancasila sehingga dapat diterapkan oleh anak didik.
“Dalam pencapaian sasaran tersebut pihak sekolah melakukan workshop dalam mendapatkan bimbingan dan pelatihan oleh Kementerian maupun pembimbing yang memahami Kurikulum Merdeka agar para pendidik di SMAN 1 Citeureup mendapat pemahaman serta metode pembelajaran baik secara zoom meetting maupun pertemuan,kemudian pihak sekolah membentuk Komite pembelajaran dengan tujuan mempersiap kan tenaga pendidik secara kompetensi, inovasi, mampu memberikan pemahaman dalam setiap pelajaran bagi siswa didik, dalam pengertian siap secara SDM”papar Asep.
Satuan pendidikan bukan hanya sekedar memperhatikan pembelajaran dari sisi Intra kulikuler dan Ekstra kulikuler yang menjadi utama tetapi harus melihat tujuan pendidikan Nasional sehingga sasaran pendidikan terimplementasi dengan baik dan terwujud,ditambah dengan adanya kurukulum Merdeka yang projeknya profil Pelajar Pancasila.
Sangat disayangkan bila secara akademik anak didik punya prestasi tetapi secara moral dan attitude (sikap) yang berkaitan dengan karakter tidak sesuai,ditambah bila kita tidak peduli dengan lingkungan, karena hal tersebut berdampak pada proses perjalanan anak didik dikemudian hari, bahkan ditengah keluarga maupun masyarakat.
Dalam penguatan karakter anak didik di SMAN 1 Citeureup melakukan penerapan 3S ketika memasukil lingkungan sekolah dalam program SRA,kegiatan literasi lewat pojok-pojok baca yang ada dilingkungan sekolah dan sarana perpustakan secara digital,kemudian setiap jumaat secara ber jamaah melakukan shalat Dhua dimana bagi anak didik beragama non muslim mendapat bimbingan dari guru agama yang ada disekolah sehingga para anak didik mendapatkan perlakuan yang sama dalam penerapan karakter berkeTuhanan dan berahlak mulia dalam sisi kerohanian sehingga dalam lingkungan juga warga sekolah terjalin toleransi juga kerukunan dalam kebersamaan.
“Secara sarana dan prasarana di SMAN 1 Citeureup sudah ideal dan terpenuhi dalam standar pendidikan,dan saat ini jumlah peserta didik sebanyak kurang lebih 1250 siswa/1 dan setiap kegiatan Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila(P5) pihak sekolah menyediakan sarana yang dibutuh kan,serta diharap projek dalam sasaran kurikulum ini dapat tercapai sehingga para anak didik dapat terbentuk kecakapan dalam jati diri juga kreatifitas yang menghasilkan kemandirian,semoga tiap satuan pendidikan dapat melaksanakan program kurikulum merdeka ”pungkas Waka Kurikulum SMAN 1 Citeureup. (L1M)