SAMPANG, PARLEMENRAKYAT.id – Desa Batioh diguncang drama panas! Dua perangkat penting—Sekretaris Desa (Sekdes) dan Bendahara—mendadak dipecat tanpa alasan yang jelas oleh Penjabat (Pj) Kepala Desa. Keputusan sepihak ini bikin geger! Tanpa koordinasi, tanpa musyawarah, tanpa penjelasan!
Yang bikin warga makin geram: kedua perangkat ini dikenal bersih dan berintegritas, tanpa catatan pelanggaran atau masalah kinerja. Tapi tiba-tiba saja… “dilengserkan seperti tak pernah berjasa!”
Tokoh masyarakat Batioh, Ali Ya’qub, angkat suara dengan nada tajam:
“Tindakan Pj Kades ini mencederai prinsip transparansi dan etika pemerintahan desa. Kami minta keputusan ini dievaluasi! Jangan main pecat seenaknya!” ujarnya penuh kecewa.
Ketua BPD Batioh, Farid, juga buka suara. Ia mengaku kaget karena tidak pernah diberitahu sebelumnya.
“Tidak ada musyawarah. Malam Minggu, 9 Juni, kami tiba-tiba dapat surat pemecatan. Ini aneh dan mencurigakan!” katanya dengan nada heran.
Kondisi ini memicu spekulasi liar di tengah masyarakat. Apakah ada kepentingan tersembunyi? Atau konflik internal yang ditutup-tutupi?
Warga mendesak pihak kecamatan dan instansi terkait segera turun tangan! Klarifikasi diperlukan agar konflik tidak melebar dan ketegangan mereda.
Lebih mencurigakan lagi, hingga berita ini diturunkan, Pj Kades belum memberikan keterangan apa pun. Dihubungi lewat WhatsApp oleh awak media Detik Nusantara, tidak merespons sama sekali.
Apakah Pj Kades sengaja menghindar?
Ataukah ini bagian dari skenario yang lebih besar?
Publik menanti jawaban!
Karena dalam drama pemecatan ini, bisa jadi tersimpan kisah yang lebih panas dari yang terlihat…
[TIM]