Aksi Sosial Karang Taruna GUPi Peduli untuk Lansia, Diselimuti Isu Surat Edaran Pj Kades yang Picu Polemik

BOGOR, PARLEMENRAKYAT.id – Suasana haru bercampur semangat kebersamaan tampak mewarnai kegiatan sosial yang digelar Karang Taruna GUPi Peduli Desa Gunung Picung, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Dalam aksi kemanusiaan tersebut, para pemuda Karang Taruna membagikan ratusan paket sembako untuk para lanjut usia (lansia) di wilayahnya.

Aksi sosial ini menjadi wujud nyata kepedulian para pemuda terhadap masyarakat yang membutuhkan. Ali Taufan Vinaya, perwakilan Karang Taruna GUPi Peduli, mengungkapkan bahwa kegiatan berjalan lancar dan disambut antusias oleh warga.

«“Kami membagikan paket sembako berisi 3 liter beras, 5 bungkus mi instan, dan 1 liter minyak goreng. Awalnya kami targetkan 50 penerima, tapi setelah turun langsung ke lapangan, jumlah penerima manfaat meningkat menjadi 118 orang,” jelas Ali.»

Seluruh penerima bantuan merupakan warga yang tidak menerima bantuan dari pemerintah. Kegiatan ini, lanjut Ali, terlaksana berkat dukungan para donatur dan anggota Karang Taruna yang bekerja di Pasar Induk. Mereka menyumbangkan beras, uang, hingga tenaga demi kelancaran kegiatan sosial ini.

Namun, di balik kesuksesan kegiatan penuh makna itu, muncul dinamika yang memantik perhatian publik. Karang Taruna GUPi Peduli disebut sempat mendapat hambatan dari pihak desa. Bahkan, surat edaran yang dikirim Pj Kepala Desa Gunung Picung kepada Ketua Karang Taruna Kecamatan menuai kritik tajam dari Ali Taufan.

«“Saya pikir surat itu salah sasaran. Seharusnya dikirim ke pengurus Karang Taruna Desa Gunung Picung, karena kegiatan dilakukan oleh kami. Ini menunjukkan bahwa Pj yang juga Sekcam Cibungbulang tidak memahami aturan tentang Karang Taruna,” ujarnya tegas.»

Lebih lanjut, Ali menambahkan bahwa masa bakti Karang Taruna Desa Gunung Picung akan berakhir pada 10 Oktober 2025, dan pihaknya sudah sempat mengajukan pergantian kepengurusan sebelum masa bakti berakhir, namun belum ada tanggapan dari pihak desa.

Ali juga menyesalkan sikap Pj Kades yang menolak pelaksanaan kegiatan sosial di halaman kantor desa. “Padahal kegiatan ini adalah ruang komunikasi antara pengurus Karang Taruna dan pemerintah desa. Tapi justru kami tidak diterima dengan baik,” ungkapnya.

Ia mengaku sudah menghubungi Bupati Bogor untuk menyampaikan permasalahan tersebut, dan mendapat respons cepat. “Tadi pagi sekitar jam empat, Bupati sudah menjawab pesan saya. Informasinya, hari ini akan ada tindak lanjut terkait masalah Pj itu. Saya berharap Pj segera angkat kaki dari Desa Gunung Picung,” katanya lantang.

Ali berharap ke depan, setiap kegiatan di desa dilakukan dengan prinsip keterbukaan dan melibatkan semua unsur masyarakat. “Saya tidak mengkritik kegiatannya, tapi caranya. Misalnya, ada kegiatan desa dengan anggaran Rp45 juta tapi hanya melibatkan orang-orang tertentu saja. Seharusnya pemerintah desa membuka ruang seluas-luasnya agar masyarakat bisa ikut berkontribusi dan bertanggung jawab bersama membangun desa,” pungkasnya.

Aksi sosial Karang Taruna GUPi Peduli ini bukan sekadar berbagi bantuan, tetapi juga menjadi simbol semangat gotong royong dan keberanian bersuara untuk kebaikan bersama. Di tengah polemik dan tantangan, semangat para pemuda Gunung Picung membuktikan bahwa kepedulian sosial tidak boleh padam oleh perbedaan.

[ROBI]

Pos terkait