BOGOR, PARLEMENRAKYAT.id — Anggota DPRD Kabupaten Bogor dari Fraksi PDI Perjuangan, Doni Maradona, turun langsung ke lapangan menyambangi Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, untuk menyerap aspirasi warga. Kunjungan ini bukan sekadar agenda seremonial, melainkan langkah nyata Doni untuk mendengar langsung keluhan rakyat di akar rumput — terutama dari kalangan petani yang selama ini menjadi tulang punggung pangan daerah.
Sejak pagi, warga sudah tampak antusias menyambut kedatangan wakil rakyat muda tersebut. Dalam sesi dialog terbuka, berbagai aspirasi dan keluhan mencuat. Mulai dari irigasi yang rusak, pupuk yang langka, hingga harga hasil panen yang tak menentu.
“Kami butuh kepastian harga, Pak. Kalau panen rugi terus, siapa yang mau jadi petani lagi?” keluh salah satu warga yang disambut riuh tepuk tangan hadirin.
Doni Maradona menanggapi dengan serius. Ia menegaskan, sektor pertanian tidak boleh terus dibiarkan menjadi sektor yang terpinggirkan. Pemerintah, katanya, harus benar-benar hadir untuk memastikan kesejahteraan petani melalui kebijakan yang konkret dan berkeadilan.
“Petani tidak butuh janji, mereka butuh jaminan. Harga hasil panen harus stabil, pupuk jangan langka, dan irigasi harus berfungsi. Pemerintah jangan datang hanya saat panen raya untuk foto-foto, tapi hilang saat petani susah,” tegas Doni dengan nada kritis.
Tak hanya menyoroti soal harga dan sarana pertanian, Doni juga menekankan pentingnya kaderisasi petani muda agar sektor ini tidak kehilangan generasi penerus. Menurutnya, pemerintah perlu membuka pelatihan dan akses modal agar anak muda mau terjun ke dunia pertanian dengan semangat baru dan pendekatan modern.
“Kalau tidak ada regenerasi, siapa yang akan menggarap sawah di masa depan? Kita perlu anak muda yang berani jadi petani dengan cara berpikir maju,” ujarnya.
Selain berdialog dengan warga, Doni Maradona juga meninjau langsung lokasi irigasi dan lahan pertanian Desa Purwasari. Ia berjanji akan membawa hasil kunjungan ini ke tingkat pembahasan kebijakan di DPRD Kabupaten Bogor.
Kunjungan ini menjadi simbol bahwa politik sejati bukan sekadar duduk di kursi dewan, melainkan turun langsung mendengar denyut kehidupan masyarakat. Dan dari Purwasari, suara rakyat kembali menggema — menuntut kehadiran negara yang berpihak pada petani dan desa.
[ROBI]



