Sejarah yang Menyatukan: Perwira Jepang Kunjungi Museum PETA, Danrem 061/Sk Sambut Hangat

BOGOR – Kamis siang (30/10) terasa berbeda di halaman Museum PETA, Kota Bogor. Langit cerah, udara sejuk, dan langkah kaki para perwira muda dari Sekolah Staf dan Komando Jepang (Japan Ground Self-Defense Force/Sesko JGSDF) seakan membawa kembali jejak masa silam. Bukan sekadar kunjungan wisata edukatif, kehadiran mereka menjadi simbol hidup dari sejarah panjang hubungan Indonesia–Jepang yang kini berkembang menjadi persahabatan dan kerja sama militer modern.

Rombongan berjumlah sekitar 30 siswa itu disambut hangat oleh Brigjen TNI Thomas Rajunio, S.I., M.Tr.(Han), Komandan Korem 061/Sk, yang hadir bersama sang istri. Dengan penuh semangat, Brigjen Thomas memandu para perwira Jepang menelusuri ruang demi ruang museum — menyimak kisah para pejuang Pembela Tanah Air (PETA) yang menjadi cikal bakal lahirnya TNI.

“Sejarah PETA adalah bukti bahwa semangat nasionalisme bisa tumbuh dari keterbatasan. Nilai itulah yang kami wariskan kepada generasi penerus,”
ujar Brigjen TNI Thomas Rajunio.

Kehadiran Brigjen TNI Ferry Sudijanto Sudin, S.I.P., M.Si. (Kadisjarahad), Atase Pertahanan Jepang Mayjen Kamisono Juicy, serta Kolonel Kav Gan Gan Rusgandara (Dandim 0606/Kota Bogor) menambah hangat suasana. Momentum itu seolah menjadi pertemuan dua bangsa yang dulu pernah berbagi sejarah pahit, namun kini berdiri sejajar dalam semangat kerja sama dan saling menghormati.

Rangkaian kegiatan dimulai sekitar pukul 13.10 WIB. Setelah penyambutan resmi, rombongan diajak menyusuri jejak sejarah — dari kisah pelatihan militer para pemuda Indonesia oleh tentara Jepang, hingga semangat kebangkitan yang melahirkan perjuangan kemerdekaan. Setiap foto, arsip, dan peninggalan di Museum PETA menjadi saksi bagaimana benih nasionalisme tumbuh di tengah bayang penjajahan.

Brigjen Thomas Rajunio menegaskan bahwa memahami sejarah bukan untuk membuka luka, tetapi untuk mempererat persahabatan antarbangsa.

“Melalui sejarah, kita belajar bukan untuk mengingat luka, melainkan untuk memahami perjalanan dan menghargai perubahan,” ujarnya penuh makna.

Usai tur di Museum PETA, kegiatan berlanjut ke Museum Yapeta di kawasan Kota Bogor. Di sana, para perwira Jepang mendalami nilai-nilai kepemimpinan dan perjuangan rakyat Bogor yang turut membentuk karakter bangsa Indonesia.

Acara yang berakhir pukul 14.35 WIB itu berlangsung hangat dan penuh penghormatan. Bagi pihak Indonesia, kunjungan ini menjadi bentuk apresiasi terhadap sejarah nasional. Sementara bagi delegasi Jepang, ini adalah kesempatan memahami perjalanan bangsa sahabatnya secara langsung.

Dengan semangat persaudaraan dan rasa hormat terhadap masa lalu, Museum PETA kembali menegaskan dirinya bukan sekadar ruang penyimpanan artefak, melainkan jembatan diplomasi sejarah yang menghubungkan masa lalu dan masa depan Indonesia–Jepang.

[PENIEL ZEBUA]

Pos terkait